Kamis, 31 Maret 2011

Perubahan sifat saya

SUARA SISWA
saat saya di SD saya selalu malas di Smpn 04 setu membuat saya tidak malas lagi karena guru disana sangat ramah dan baik .saya juga tau soal pendidikan .Pendidik adalah seorang yang dipercaya untuk menjalankan roda pendidikan anak bangsa. Pendidik mempunyai arti luas, namun saat ini Saya sedang berbicara tentang Figur 'Guru'. 
Guru adalah komponen yang bersentuhan langsung dengan anak dalam tahapan belajarnya.Yang disertai dengan pedoman pembelajaran, perencanaan yang terjadwal, dan lainnya.

Dan saya juga berubah
.

Pengembangan Pengetahuan dengan Pengembangan Rasa

Pengembangan pengetahuan adalah tujuan besar yang harus di capai suatu pendidikan. Adanya kurikulum, kalender pendidikan, sistem terpadu pendidikan, adalah beberapa 'senjata' ampuh yang diharapkan dapat memusnahkan kebodohan dari muka bumi ini.
Namun, ada yang harus dilengkapi. Pengembangan rasa, adalah hal mutlak yang diperlukan agar setiap pengetahuan yang di peroleh bukan saja dapat menjadi senjata untuk memusnahkan kebodohan, tapi sebagai 'mata-mata' yang mengkamuflasekan diri ke dalam salah satu sisi dari kebodohan agar bisa bermanfaat bagi pengembangan diri siswa.
Pertanyaannya adalah bagaimana kebodohan itu berkamuflase menjadi suatu yang berguna?
Pengembangan rasa 'tetap merasa bodoh' adalah salah satunya. Tetap merasa bodoh adalah bagaikan kita terus membangun satu anak tangga ke atas, padahal saat itu kita sudah berada pada anak tangga teratas.
Pengembangan rasa kurang pintar, kurang lengkap, kurang maksimal melakukan sesuatu, adalah motivasi terpendam yang bila digunakan akan mengubah dunia menjadi DUNIA PINTAR yang RENDAH HATI..

                                                                       Mohamad Erwin 
                                                                           72

Minggu, 20 Maret 2011

Rindu Sang Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

Pernahkah anda merasakan kerinduan yang sangat terhadap sesuatu?? mudahnya anda pasti pernah merindukan kekasih hati.
Ya,.. perasaan itulah yang sekarang sedang dicari diseluruh Indonesia.
Perasaan rindu seorang guru yang menginginkan kegiatan mendidik siswa/i nya
Dan jika saja ada 10 orang saja guru seperti itu, yang merindukan kegiatan pendidikan, bukan hanya kegiatan tandatangan honor dan gajian,.. maka semoga semangat Bung Karno yang menyebutkan "Beri aku 10 Pemuda tangguh, maka akan ku ubah dunia!!!" bisa terwujud secara pasti.
Semoga kita dan anda pembaca adalah salah satu dari 10 orang pendidik yang mempunyai kerinduan suci itu.
BAQ-4

Jumat, 18 Maret 2011

UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2010/2011

 Ujian Sekolah tanggal 21 Maret s.d 25 Maret 2011 sebagai langkah awal dari Ujian Nasional persiapkan diri kalian sebaik-baiknya, ini juga sekaligus langkah-langkah terakhir kalian sebagai Siswa/Siswi di SMPN 4 Setu, semoga kalian semua mampu melaksanakan Ujian ini dengan sebaik-baiknya

Kamis, 10 Maret 2011

PERAN GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN

Jika ditelusuri secara mendalam, proses pembelajaran yang merupakan inti dari proses pendidikan formal di sekolah di dalamnya terjadi interaksi antara berbagai komponen pembelajaran. Komponen-komponen itu dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori utama, yaitu : guru, isi atau materi pembelajaran, dan siswa.

 Interaksi antara ketiga komponen utama melibatkan sarana dan prasarana, seperti : metode pembelajaran, media pembelajaran, dan penataan lingkungan tempat belajar, sehingga tercipta situasi pembelajaran yang memungkinkan tercapainya tujuan yang telah direncanakan sebelumnya. Dengan demikian guru memegang peranan sentral dalam proses pembelajaran.


Peran guru dalam proses pembelajaran yang dapat membangkitkan aktivitas siswa setidak-tidaknya menjalankan tugas utama, berikut ini :
1. Merencanakan pembelajaran.
2. Melaksanakan pembelajaran.
3. Mengevaluasi pembelajaran.
4. Memberikan umpan balik.

by : sby, (GMM, 10 maret 2011).









Selasa, 08 Maret 2011

Pengembangan Pengetahuan dengan Pengembangan Rasa

Pengembangan pengetahuan adalah tujuan besar yang harus di capai suatu pendidikan. Adanya kurikulum, kalender pendidikan, sistem terpadu pendidikan, adalah beberapa 'senjata' ampuh yang diharapkan dapat memusnahkan kebodohan dari muka bumi ini.
Namun, ada yang harus dilengkapi. Pengembangan rasa, adalah hal mutlak yang diperlukan agar setiap pengetahuan yang di peroleh bukan saja dapat menjadi senjata untuk memusnahkan kebodohan, tapi sebagai 'mata-mata' yang mengkamuflasekan diri ke dalam salah satu sisi dari kebodohan agar bisa bermanfaat bagi pengembangan diri siswa.
Pertanyaannya adalah bagaimana kebodohan itu berkamuflase menjadi suatu yang berguna?
Pengembangan rasa 'tetap merasa bodoh' adalah salah satunya. Tetap merasa bodoh adalah bagaikan kita terus membangun satu anak tangga ke atas, padahal saat itu kita sudah berada pada anak tangga teratas.
Pengembangan rasa kurang pintar, kurang lengkap, kurang maksimal melakukan sesuatu, adalah motivasi terpendam yang bila digunakan akan mengubah dunia menjadi DUNIA PINTAR yang RENDAH HATI..
Alangkah membanggakannya jika kita meemukan siswa berprestasi, namun saat dikatakan "Prestasi kamu hebat".. dan dia menjawab "Ini belum seberapa seandainya saya bisa lebih tahu lagi,.. seandainya saya lebih memfokuskan diri lagi, seandainya saya lebih banyak bertanya lagi,.. seandainya..seandainya..dan seandainya.."
Luar biasa...! akankah Sekolah tercinta kita maju sedemikian pesatnya..??? (Apriyanto, SKH)

Senin, 07 Maret 2011

Pengayaan.. Untuk Pelaku Pendidikan

Pendidik adalah seorang yang dipercaya untuk menjalankan roda pendidikan anak bangsa. Pendidik mempunyai arti luas, namun saat ini Saya sedang berbicara tentang Figur 'Guru'.
Guru adalah komponen yang bersentuhan langsung dengan anak dalam tahapan belajarnya.Yang disertai dengan pedoman pembelajaran, perencanaan yang terjadwal, dan lainnya.

Namun melihat jauh kebelakang, bertahun-tahun lalu,.. saya tidak melihat ada perbaikan yang signifikan dari figur seorang guru saat ini dibandingkan dengan figur guru-guru saya masa lalu.
Metode ceramah, metode diskusi, metode kerja kelompok, metode catat buku sampai habis, selalu menjadi senjata pamungkas seorang guru dalam mentransfer keilmuannya.
Seandainya saja (saya sedang berkhayal), setiap guru mulai berlatih teknologi,.. minimal komputer. Tentunya banyak hal yang dapat di lakukan.
Hayalan saya berlanjut ..
Pertama ; Setiap guru akan menggunakan media Proyektor LCD dalam melakukan proses KBM (Kegiatan Belajar Mengajar), dan hal tersebut tentu menguntungkan sang guru, karena beliau tidak lagi perlu menulis berkali-kali di papan tulis.
Kedua: Saat setiap guru mampu dan mahir membuat bahan ajar dalam bentuk Power Point, dan saat selanjutnya adalah yang lebih canggih lagi,.. siswa/i diwajibkan mampu mengoperasikan komputer. Bayangkan jika ini sudah terlaksana, kita tidak perlu lagi mengorbankan ratusan lembar buku tulis, yang hanya akan menghabiskan pohon-pohon di hutan sana.
Ketiga: Saat setiap siswa/i mampu dan mahir, mulailah kita memfasilitasi hal yang lebih mapan lagi, komputer tepat di tiap meja siswa/i.. segala pencatatan dengan 10 jari di mulai, era kecanggihan di kabupaten Bekasi di mulai,.. era bergantinya sekolah percontohan di SMPN 04 SETU di mulai..
Seandainya saja hayalan itu terjadi..
Seluruh komponen sekolah sudah mampu dan mahir dalam menggunakan komputer, saya yakin, motivasi siswa/i akan berbeda, tingkat ketidakdisiplinan akan berkurang, karena yang kita terima juga anak-anak pilihan.
Sekali lagi,.. semoga khayalan saya menjadi nyata.. di SMPN 04 SETU  BEKASI ini.. Apriyanto, SKH

Sabtu, 05 Maret 2011

Pendidikan Berkarakter Bangsa Indonesia

Pendidikan sebagaimana banyak diartikan adalah sebuah Proses. Dan sudah barang tentu sebuah proses adalah suatu hal yang mempunyai beberapa persyaratan, pertama, ada 'Masa' dimana proses itu berlangsung.

Kedua, adalah Pelaku utama proses tersebut, ketiga adalah objek dari Proses tersebut, keempat adalah tujuan dari proses terebut, kelima akibat dari proses tersebut.

Melihat dari keempat syarat tersebut, apakah Pendidikan yang di laksanakan (khususnya di SMPN 04) adalah sebuah proses?
Sudah pasti jawabannya adalah Ya.
Mengenai masa atau waktu, pelaku, objek jawaban yang umumnya adalah 3 tahun, Guru dan siswa.
Namun untuk 2 pertanyaan terakhir, yaitu Tujuan dan akibat dari proses ini, akan menjadi diskusi panjang yang cukup melelahkan.
Diantara banyak tujuan tersebut, ijinkan saya menurut kacamata pribadi, menyebutkan salah satu dari banyak tujuan yang ada.
Yaitu, Pendidikan bertujuan membangkitkan karakter Positif bangsa.
Karakter adalah sifat dasar. Banyak sekali sifat dasar bangsa Indonesia yang Positif yang bisa di gali kembali menjadi karakter manusia Indonesia secara individu.
Diantaranya adalah Empati dan Simpati. Pesona dari masyarakat Indonesia yang ramah tamah dan membangkitkan persahabatan kepada siapapun, kapanpun dan dalam keadaan bagaimanapun adalah hal yang penting untuk ditanamkan di tiap objek didik atau siswa/i sehingga akibatnya, tidak ada lagi kasus beberapa siswa/i mempunyai kelompok eksklusif dari yang lain.
Karakter Mau belajar dari siapapun. Tercatat pada abad ke 7, negeri indonesia dulu bernama Sriwijaya, tempatnya masyarakat dunia saat itu saling bertukar ilmu, Jika karakter ini di tanamkan pada siswa/i kita, saya yakin tidak ada lagi yang namanya pamaksaan dalam proses belajar-mengajar.
Karakter Menghormati Sesepuh (yang dituakan)- Mngayomi yang muda. Bukan hanya 'Takut', segan, tapi juga penghormatan menyeluruh, sehingga tidak ada lagi akan terjadi siswa/i melecehkan guru di 'belakang layar'. Penghormatan bukan sekedar Cium tangan, atau menyapa. namun juga berarti penghormatan terhadap pelajaran yang di terima.
Mengayomi, berarti menyayangi, peduli dan mengerti bahwa siswa/i tidaklah sama. kelebihan dan kelemahan tiap individu adalah berbeda karena tiap manusia terlahir UNIK.
Mangayomi juga berarti guru MENCARI jalan terbaik agar siswa/i tidak terbebani dalam pelajaran yang menumpuk, mencari jalan agar siswa/i bisa cepat MEMAHAMI,..bukan sekedar menghapal dan menghitung yang pada umumnya hanya bertahan sebentar saja.
Mengayomi juga berarti mengerti  adalah penting bagi guru untuk mengetahui bagaimana memacu siswa tanpa siswa tersebut tahu bahwa dia sedang dipacu, sehingga siswa/i menganggap dirinya bisa melampaui apapun yang menjadi hambatannya.
Banyak lagi karakter bangsa Indonesia yang positif yang dapat kita tanamkan dalam pemikiran yang masih lapang pada siswa/i kita dengan CARA YANG BENAR.

Sebuah cara yang membuat mereka dengan semangat dan ikhlas menerima pengkarakteran tersebut.
Demikian, salah satu pandangan saya tentang proses pendidikan yang seolah berjalan lambat bahkan terkesan mundur.
Bila ini yang kita inginkan, membuat anak-anak didik kita berkarater positif bangsa, mari kita berjuang bersama, pertama dan utama, buat diri kita selaku pelaku pendidikan mempunyai karakter positif tersebut, sehingga apa yang kita keluarkan datang dari Pengalaman, bukan pengetahuan.
Selamat mencoba dan berjuang bersama memajukan generasi penerus bangsa. Salam pendidikan. SMP 04 SETU.
SMP04 SETU..SELALU BISA!! Apriyanto,